Selasa, 18 Mei 2010

Kenapa Ayam tak pernah abis-abis

Dulu di jaman saya kecil, pertanyaan yang paling sering saya lontarkan adalah “Mana yang muncul duluan, ayam atau telur ayam?”. Sekarang saya tidak pernah menanyakan itu lagi setelah beberapa kali mendapat jawaban super serius sampai ada teman yang jawabannya pake bawa-bawa ayat Al Quran dan hadits Nabi.


Tapi kemudian ada pertanyaan lagi tentang ayam yang mengusik pikiran saya. Kenapa ayam tidak pernah habis? Akankah ada suatu hari nanti dimana pedagang ayam bisa-bisa berkata, “Maaf, silahkan tunggu dua bulan lagi. Ayam-ayam dewasa sudah pada mati dan ayam ABG masih harus tamatkan sekolah sebelum disembelih!”

Awalnya pertanyaan ini kedengaran konyol tapi coba lihat di sekeliling kita, berapa banyak warung makanan di sekitar kita yang menyediakan ayam sebagai lauk? Jangankan restoran-restoran tempat makan para pejabat, warung-warung makan sederhana di sekitar kampus juga menjual ayam. Lalu coba Anda jalan ke mall dan melihat sendiri begitu banyaknya ayam dibunuh dan dijajakan di sana?

Lalu pikirkan tentang telur ayam. Telur ayam itu adalah calon ayam. Tapi kita semua makan telur-telur ayam dan akhirnya para calon ayam itu gagal jadi ayam. Mungkin memang ada beberapa orang yang bisa mati kalo tidak makan telur ayam tapi lebih banyak lagi yang memecahkan telur ayam itu untuk menjadikan isinya sebagai adonan kue!

Ayam kena flu burung. Jutaan ayam mati di seluruh dunia…
Ayam gugur di arena pertarungan sabung ayam…
Ayam tewas ditabrak mobil yang pengemudinya mabuk…
Ayam tewas ditabrak mobil yang pengemudinya tidak mabuk…

Begitu banyak contoh yang tidak bisa saya sebutkan semuanya di sini. Ayam dan telurnya kita habisi setiap hari, setiap jam, setiap detik. Lalu kenapa ayam tidak habis ya?

Telur ayam butuh waktu untuk menjadi sebutir telur yang sempurna dan kemudian butuh waktu lagi untuk menetas. Kemudian anak ayam butuh waktu lebih lama lagi untuk menjadi dewasa sebelum siap dipotong. Sementara kita semua tidak bisa menunggu lama dan setiap hari kota kita ini mengkonsumsi banyaaaaak sekali daging dan telur ayam.

Lalu kenapa justru Badak yang terancam punah padahal kita tidak pernah makan Badak goreng ataupun Opor Badak???

Oke, akhirnya saya berusaha mencari jawabannya lewat Mbah Google yang katanya tau hampir segala hal. Berbagai kata kunci saya pakai di antaranya ayam, jumlah ayam, telur ayam, populasi ayam sampai kenapa ayam tidak pernah habis. Untuk kata kunci terakhir itu saya malah dapat hasil pencarian : Kenapa Video Porno tak Pernah Habis? Google juga sudah gila. Ditanya tentang ayam jawabnya bokep!

Akhirnya tak terasa 30 menit saya duduk mencari tentang informasi ini dan tidak mendapat hasil yang memuaskan. Anda bisa bilang saya kurang kerjaan karena memang saya pengusaha. Pengusaha memang harus kurang kerjaan.

Biarlah pertanyaan ini menjadi misteri tak berujung hingga tiba suatu waktu diriku ini bertemu pegawai dinas peternakan yang sanggup menguaknya…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar